Hujan yang mengguyur Kota Ambon dan sekitarnya terus menerus selama dua hari terakhir ini menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah.
Pengaruh hujan panjang ini terlihat jelas di sejumlah lokasi di dalam kota. Tengok saja kawasan banjir AY Patty, Sam Ratulangi dan Yos Sudarso. Padahal, Pemprov Maluku baru mengeluarkan dana puluhan miliar rupiah untuk membangun drainase di sekitar jalan tersebut, namun volume curah hujan terlalu tinggi.
Bukan rahasia lagi jika musim hujan tiba, AY Patty dan sekitarnya akan kebanjiran. Ketinggian air bervariasi antara 30 dan 60 cm.
Namun hal ini tidak menghentikan beberapa pengendara yang nekat menerobos genangan air. Akibatnya, mobil dan motor mereka mogok dan harus didorong keluar dari banjir.
Anak-anak yang sedang asyik bermain hujan terlihat membantu warga yang mobilnya mogok di kawasan tersebut.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ambon mengindikasikan longsor terjadi di sembilan lokasi berbeda di pemukiman penduduk, seperti Desa Nania, Desa Amantillo, Negeri Batu Mera, Desa Skip Batu Mega, Desa Basu, Desa Batu Gaga, dan Desa Karang
Selain itu, longsor juga terpantau di beberapa ruas jalan seperti di Jalan Taino, Rumah Tega, Dawson Tissabo dan Nigeri Hotomori.
Kepada stasiun berita ambon maluku, Minggu (4/7), Sekretaris BPBD Ambon Eva Tuhumury mengatakan selain longsor, akibat curah hujan yang berkepanjangan, banjir juga melanda empat titik. Sedangkan untuk banjir sendiri di Waiheru, Desa Rinjani, RT 6 RW/16, Negeri Batu Merah dan Batu Merah Dalam.
Untuk longsor, kami memberikan bantuan berupa linoleum, sekop dan tas. Khusus di Kelurahan Karang Panjang, selain yang disebutkan di atas, disediakan kasur lipat, bantal, selimut, beras dan perlengkapan mandi, serta keset saat mengungsi ke tetangga karena rumahnya rusak. Di sisi lain, rumah warga yang terkena dampak banjir mendapat respon darurat yang sama dengan korban longsor, selain pemberian makanan siap saji oleh dinas sosial.
Pantauan beberapa media berita di ambon memperlihatkan bahwa di titik longsor yang terjadi di Jalan Christina M Kecamatan Tiahahu, Karang Panjang, Desa Amantelu, Provinsi Sirimau, terjadi dua kali longsor secara bersamaan.
Titik pertama RT.001/RW 01 tepatnya di dekat rumah keluarga John Pattipeilohy dan di RT.002/RW01 tepatnya di keluarga Ucu Nusamara. Beruntung, longsor yang terjadi pada Minggu (4/7) itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Hanya saja rumah kedua keluarga ini terancam, karena lokasi longsor yang berdekatan dengan lokasi rumah mereka.
Longsor serupa bukan pertama kali terjadi di lokasi ini. Setiap kali Ambon diguyur hujan deras, situs ini pasti menjadi langganan yang luar biasa. Lokasi longsor yang dekat dengan jalan tersebut menutup akses jalan utama di Jalan Christina M Tiahahu.
Hal ini membuat warga skeptis dengan janji PUPR. Pasalnya, longsor yang terjadi di lokasi ini dari tahun ke tahun, PUPR hanya turun dan dilakukan pengukuran, namun pembangunan bendungan tidak pernah dilakukan.
“Ini sudah keempat kalinya longsor di sini, awalnya di depan sampai akses jalan utama ditutup, tapi bendungan dibangun, dan sekarang bendungan di sebelahnya belum dibangun, dinas PUPR sudah datang untuk melakukan pengukuran, tetapi John Battibellohi mengatakan kepada media berita ambon di lokasi Longsor “Itu sudah bertahun-tahun yang lalu tapi pelaksanaan konstruksi belum dilakukan.”
Akibat longsor tersebut, jalur pedestrian yang menjadi akses jalan warga menuju jalan utama ditutup material longsor. Untungnya, penduduk setempat bekerja sama untuk membuka akses jalan tersebut.